lb89

Minggu, 05 Juni 2016

Ini Biang Kerok Yang Menurut Ahok Sebagai Penyebab Jebolnya Tanggul Pantai Mutiara


Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menegaskan perbaikan tanggul Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara yang jebol pada Jumat (3/6/16) malam merupakan tanggung jawab pengembang. Pengembang kawasan Pantai Mutiara yang dimaksudnya adalah PT Intiland Development Tbk (DILD).
“Harusnya kalau bangun tanggul kita wajibkan pengembang,” tegas Ahok di Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/16).

Menurut Ahok, pihaknya sudah kerap mengevaluasi kekuatan tanggul yang berada di Pantai Mutiara. Namun, dia menyebut ada pihak lain yang sering menentang dirinya saat hendak membangun tanggul yang lebih kuat.

“Kita sudah evaluasi, kamu bangun tanggul enggak usah ribut. Misalnya di Pasar Ikan mau bangun tanggul tapi ada anggota dewan lagi ngoceh-ngoceh, ada pengacara, ada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lagi,” beber dia.
Dia melanjutkan, ada juga pihak yang menyebut mustahil Jakarta akan tenggelam.
“Orang itu cuma asal ngomong. Dia bilang isu doang Jakarta tenggelam, isu gimana kita 40 persen di bawah muka laut,” jelas Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menceritakan peristiwa banjir yang melanda Jakarta pada 2015 lalu. Saat itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) mati total mengakibatkan alat pompa air di Waduk Pluit tidak berfungsi.
“Tahun 2015 awal ketika PLN matikan lampu di Waduk Pluit langsung airnya naik sampai ke Monas karena memang kita ini 50 persen di bawah muka laut dan laut terpasang tinggi itu baru 6,5 diperkirakan makin naik pemanasan global. Pasang surut bukan karena reklamasi ya karena daya tarik bulan itu, mesti ngerti. Kadang pejabat enggak ngerti pasang, surut itu, dikira gara-gara reklamasi,” pungkasnya.
Ahok sudah tahu tanggul Pantai Mutiara sudah tak kuat
 
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok angkat bicara terkait Jebolnya tanggul di kawasan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara yang mengakibatkan terjadinya banjir setinggi 30-100 cm di RT. 15 / RW. 16 Blok R, Blok S, dan RT. 15 / RW. 16 Blok T, Blok U Apartemen Regata pada Jumat (3/6). Menurut Ahok, PT Intiland Development Tbk (DILD), pengembang kawasan Pantai Mutiara harus bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. “Swasta semua, iya harus dia yang beresin, tapi kan nggak ada kewajiban, masa lalu, sama kayak Muara Angke, Muara Baru, itu tanggung jawab sapa, harusnya Nizam Zahman juga,” tegas Ahok usai memberikan arahan kepada kepala sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/16).
Dia menuturkan, tanggul Pantai Mutiara ini sudah diketahui tidak memiliki daya tahan yang kuat. Hal itu diketahui berdasarkan kajian.
“Kita sudah punya data kalau tanggul yang ini sudah gak kuat. Jadi saat Belanda mengkaji seluruh tanggul di Jakarta sebesar 3,8 meter. Makanya Belanda menghitung kita mesti membangun tanggul A, NCICD A. Setinggi berapa? Setinggi 3,8 meter. Lebar 5-20 meter. Baru bisa kuat menghadapi air laut,” sambung Ahok.
Kendati sudah mengetahui bahwa tanggul Pantai Mutiara tidak kuat, Ahok tidak menjelaskan apakah ada solusi yang disiapkan atau dilakukan untuk menghindari jebolnya tanggul tersebut. Dia hanya menegaskan bahwa telah dievaluasi secara terus menerus.
“Kita sudah evaluasi, makanya kamu mau dibangun tanggul nggak usah ribut-ribut,” terangnya.
Untuk diketahui, dari informasi yang diperoleh dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana ( BNPB) peristiwa jebolnya tanggul Pantai Mutiara dipastikan tidak ada korban jiwa. Adapun kerugian material masih dalam pendataan.
Jebolnya tanggul Pantai Mutiata disebabkan hujan deras disertai pasang laut dan kondisi tanah di bawah jembatan telah tergerus air laut. Kemungkinan disebabkan erosi dasar tanggul sehingga ketika menahan tekanan dari pasang laut menyebabkan konstruksi tanggul jebol.
Untuk mengatasi jebolnya tanggul Pantai Mutiara tersebut maka BPBD DKI Jakarta bersama TNI, Polri, TRC BNPB, SAR, Damkar dan Relawan sudah di lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi warga yang terdampak dengan menggunakan perahu karet.
Tanggul yang jebol sudah berhasil ditutup dengan karung pasir dari Dinas Tata Air dibantu oleh TNI dan Bina Marga. Perahu dari Dinas Tata Air, PU, TNI & Damkar digunakan untuk mengangkut karung berisi pasir guna untuk menyumbat tanggul jebol. Pada Sabtu (4/6/16) pukul 03.00 WIB tanggul darurat berhasil dibangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar