lb89

Sabtu, 16 Juli 2016

Pertemuan dengan Pihak RS Elisabeth Ricuh, Orangtua Pasien Gebrak Meja


BEKASI – Meski sempat tertunda, pertemuan antara orangtua pasien yang menjadi korban vaksin palsu dengan pihak Rumah Sakit St Elisabeth akhirnya terlaksana. Setelah menunggu lama, Direktur RS St Elisabeth dr Antonius Yudianto MARS pun datang di aula tersebut bertemu dengan ratusan orangtua pasien yang telah menunggunya.

Dari pantauan di lokasi, kericuhan sempat terjadi di dalam aula yang berada di basement rumah sakit tersebut. Kericuhan berawal saat pihak rumah sakit melalui direktur memberikan keterangan terkait tuntutan orangtua pasien.
Namun, keterangan itu tak memuaskan beberapa orangtua pasien yang tiba-tiba datang ke hadapan tiga orang perwakilan rumah sakit dengan cara menggeberak meja.
“Kalau cuma ngomong bisa jadi bohong. Kami ingin rumah sakit buktikan dengan sejumlah data autentik seperti faktur pembelian, berapa banyak jumlah yang diberikan. Rumah sakit lain saja sudah merilis, kenapa di sini belum,” teriak warga.
(Baca Juga : RS Elisabeth Gelar Pertemuan soal Vaksin Palsu, Wartawan Dilarang Meliput)
Bahkan, kericuhan warga semakin menjadi ketika mereka tahu apabila dua orang yang bersama direkturnya itu merupakan seorang pengacara. “Maksud Anda apa membawa pengacara ke ruangan ini. Mau berkilah lagi atau mau melakukan perlawanan pada kami,” teriak warga lain.
Selanjutnya, dari teriakan salah satu orangtua itu pun langsung disambut emosi sejumlah keluarga pasien lainnya dengan memukul-mukul meja.
Kondisi di dalam aula pun semakin menjadi ketika aksi pembelaan yang dilakukan pihak manajemen pun justru semakin menyulut emosi keluarga pasien yang mayoritas berasal dari kalangan keluarga menengah atas.
Salah satu orang tua pasien tampak membanting meja yang digunakan Direktur Antonius bersama dua orang pengacaranya. Sejumlah petugas keamanan rumah sakit pun langsung mengevakuasi Antonius bersama dua pengacaranya ke salah satu ruangan yang aman di lantai tersebut.
Direktur Rumah Sakit, dr Antonius pun tampak mengerang kesakitan dan sesekali memegang bagian leher sebelah kirinya pascakisruh tersebut.
Akhirnya kericuhan bisa diredam, setelah selama lebih kurang 15 menit berlangsung, oleh petugas dari kepolisian, TNI, serta petugas keamanan. Aparat meminta orangtua tenang serta kembali ke tempatnya.
Akhirnya, acara pun kembali dilanjutkan lebih kurang 5 menit setelah kericuhan itu. Namun, kali ini direktur yang sempat dievakuasi ke sebuah ruangan bersama dua pengacaranya keluar sendiri tanpa didampingi dua pengacaranya.
Acara pun ilanjutkan dengan menghasilkan sebanyak tujuh poin kesepakatan yang dibuat rumah sakit. Surat pernyataan itu ditulis langung di hadapan ratusan orangtua pasien dan ditandatangi di atas meterai oleh direktur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar