Yusril Ihza Mahendra yang
hendak melaju di Pilgub DKI 2017 mendaftar ke sejumlah partai, termasuk
PPP yang sekarang dipimpin oleh Ketum Romahurmuziy (Romi). Bila melihat
ke belakang, Yusril sebenarnya lebih dahulu dekat dengan PPP kubu Djan
Faridz.Yusril ada di kubu Djan saat konflik dualisme kepengurusan PPP
dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada 14 Juni 2016 lalu. Gugatan itu
diajukan setelah kepengurusan PPP disusun dan disahkan pemerintah.
Saat itu, kubu Djan menghadirkan sejumlah saksi ahli untuk meyakinkan MK. Salah satunya adalah Yusril yang memang merupakan pakar hukum.
Dalam keterangannya, Yusril memberikan kritik terhadap tindakan Menkum HAM yang berlaku seperti pembina pada jaman Orde Baru. Menurutnya, pada masa reformasi, semestinya menteri hanya mengurusi administrasi, tidak sampai tindakan.
Saat itu, kubu Djan menghadirkan sejumlah saksi ahli untuk meyakinkan MK. Salah satunya adalah Yusril yang memang merupakan pakar hukum.
Dalam keterangannya, Yusril memberikan kritik terhadap tindakan Menkum HAM yang berlaku seperti pembina pada jaman Orde Baru. Menurutnya, pada masa reformasi, semestinya menteri hanya mengurusi administrasi, tidak sampai tindakan.
“Setelah
ada UU Administrasi Negara, sudah jelas ada diskresi atau tidak. Tidak
mungkin ada diskresi dari Menkum HAM. Apalagi Menkum HAM berlaku seperti
pembina jaman dahulu. Dia harusnya bertindak secara legalistik,” ujar
Yusril.Bila ditarik ke belakang, Yusril yang menjabat sebagai Ketum
PBB memang lebih punya kedekatan dengan partai-partai di Koalisi Merah
Putih. Dia ikut dalam sejumlah pertemuan KMP, Djan Faridz juga selama
ini ada di KMP.
Tetapi, demi kendaraan untuk Pilgub DKI, sekat-sekat itu menjadi tidak nyata lagi. Dua pekan setelah berada di kubu Djan Faridz saat bersidang di MK, Yusril lalu bersalaman dengan Ketum PPP Romahurmuziy untuk melengkapi berkas Pilgub DKI.
Yusril yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam datang ke kantor PPP di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2016). Dia mengatakan sebenarnya sudah menyerahkan berkas pendaftaran pada 25 Juni yang lalu dan kini hanya melengkapi beberapa hal.
“Kami datang untuk memastikan permohonan kami untuk ikut seleksi Pilkada PPP (yang diserahkan) pada tanggal 25 Juni lalu dapat diterima. Kekurangan sudah dilengkapi. Kami siap ikut seleksi Juli mendatang. Mudah-mudahan mendapat dukungan dari PPP,” kata Yusril setelah menandatangi berkas pendaftaran.
Yusril mengungkapkan harapannya agar konflik internal partai tersebut bisa segera diselesaikan. Dirinya mengaku sempat bertemu juga dengan Djan Farid untuk membicarakan soal Pilgub DKI. Yusril juga menolak ajakan PPP untuk menjadi advokat salah satu Ketum.
“Mudah-mudahan masalah internal PPP bisa selesai dengan sebaik-baiknya. Alhamdulilah saya kenal baik semua, dengan Pak Romi dan Djan juga saya kenal. Waktu itu saya juga diminta untuk menjadi advokat tapi saya tidak sanggup karena saya tidak mungkin membela salah satu. Beda dengan Golkar, itu ada pertimbangan-pertimbangan tertentu jadi saya bersedia,” lanjut Yusril.
Tetapi, demi kendaraan untuk Pilgub DKI, sekat-sekat itu menjadi tidak nyata lagi. Dua pekan setelah berada di kubu Djan Faridz saat bersidang di MK, Yusril lalu bersalaman dengan Ketum PPP Romahurmuziy untuk melengkapi berkas Pilgub DKI.
Yusril yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam datang ke kantor PPP di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2016). Dia mengatakan sebenarnya sudah menyerahkan berkas pendaftaran pada 25 Juni yang lalu dan kini hanya melengkapi beberapa hal.
“Kami datang untuk memastikan permohonan kami untuk ikut seleksi Pilkada PPP (yang diserahkan) pada tanggal 25 Juni lalu dapat diterima. Kekurangan sudah dilengkapi. Kami siap ikut seleksi Juli mendatang. Mudah-mudahan mendapat dukungan dari PPP,” kata Yusril setelah menandatangi berkas pendaftaran.
Yusril mengungkapkan harapannya agar konflik internal partai tersebut bisa segera diselesaikan. Dirinya mengaku sempat bertemu juga dengan Djan Farid untuk membicarakan soal Pilgub DKI. Yusril juga menolak ajakan PPP untuk menjadi advokat salah satu Ketum.
“Mudah-mudahan masalah internal PPP bisa selesai dengan sebaik-baiknya. Alhamdulilah saya kenal baik semua, dengan Pak Romi dan Djan juga saya kenal. Waktu itu saya juga diminta untuk menjadi advokat tapi saya tidak sanggup karena saya tidak mungkin membela salah satu. Beda dengan Golkar, itu ada pertimbangan-pertimbangan tertentu jadi saya bersedia,” lanjut Yusril.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar